Sabtu, 23 Agustus 2014

Bayangan Ular dalam Cangkir

 Alkisah di zaman dahulu hiduplah seorang bernama Le Guang. Suatu hari ia mengadakan pesta dan mengundang teman-temannya untuk ikut menghadiri. Pesta tersebut demikian meriahnya, setiap orang bersenang-senang dan terlalu larut dalam gegap gempita pesta. Salah seorang tamu mengangkat gelas dan dengan segera meminum isinya. Tepat saat cangkir menyentuh bibirnya dan arak mulai memasuki mulutnya, ia melihat seekor ular, putih, licin dan cukup besar, menggeliat-geliat di dalam cangkir. Spontan ia langsung melempar cangkirnya namun terlambat, ular itu telah memasuki mulutnya dan melintasi kerongkongannya. Sejak saat itu, si tamu gundah gulana, selalu merasa ular putih licin itu tengah menggeliat-geliat dalam perutnya. Ia mual, muntah-muntah, dan penyakitnya kian hari tambah parah sampai-sampai akhirnya ia hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.

     Hal ini sampai ke telinga Le Guang. Cemas akan keadaan teman karibnya, ia ikut memikirkan apa kiranya yang menjadi penyebab adanya ular di cangkir si pria. 

     "Tidak mungkin ada ular," Ia bergumam. "Aku kan penyelenggara pesta, dan aku sudah menyiapkan segalanya dengan hati-hati, dan bahkan aku tidak melihat bahkan seekor cacing pun."

     Pandangannya tertuju pada busur panah yang tergantung di sisi ruangan. Ia tersentak, sebuah pikiran mendadak masuk dalam pikirannya. Sedetik kemudian, ia melesat meninggalkan rumahnya dan dapat dengan cepat tiba di rumah temannya.

     "Aku tahu apa yang menyebabkan penyakitmu, dan bagaimana cara menyembuhkannya!" Serunya kegirangan kepada temannya yang tengah terbaring lemas dan menatapnya kebingungan. "Ayo, ikut ke rumahku!"

     Tidak mempedulikan temannya yang lemas sekaligus bingung, Le Guang menyeretnya menuju rumahnya. Sesampainya, ia langsung membawanya ke ruangan tempat busur panah bergantung.

     "Kau lihat busur panah itu?" tanya Le Guang. Temannya mengangguk. "Dia yang menyebabkan sakitmu. Dia lah si ular itu! Ketika kau mengangkat cangkirmu, bayangan busur itu memantul di air arakmu, dan karena saat itu penerangan remang-remang, maka bayangannya kelihatan seperti ular!"

     "Oohhh!" Sang teman tersentak. Raut wajahnya dalam sekejap berubah cerah, sangat cerah. Bahkan, perasaan mual dan sakit akibat geliat ular dalam perutnya sudah hilang seluruhnya. Ia merasa sangat sehat. Penyakitnya sembuh total.

     Dalam cerita ini, ada satu hal yang dapat kita petik. Sebagai pakar medis, alangkah baiknya jika Saudara dapat "Menjelaskan Penyebab Penyakit." Menjelaskan Penyebab Penyakit - cara ini seringkali jauh lebih baik ketimbang hanya memberikan obat-obatan kepada pasien dan menyuruh mereka menerima dan menurut secara pasif. Memang benar, banyak dokter, pakar medis, sinshe, terapis dan sebagainya, yang karena menganggap pasien mereka tidak akan mengerti dengan penjelasan medis dan istilah-istilah "aneh", tidak mau buang-buang waktu memberi penjelasan pada pasien. Namun setidaknya ada baiknya ketika kita - sebagai pakar medis - memberikan penjelasan kepada pasien; penjelasan umum yang bisa dimengerti kaum awam (jadi tidak perlu dikeluarkan segala istilah-istilah yang hanya bisa pakar medis mengerti). Dan pasien sendiri pasti akan lebih senang mendapatkan penjelasan mengenai diri mereka sendiri, dan apa tepatnya yang harus mereka lakukan, sehingga dapat terjalin hubungan yang baik antara pakar medis dan pasien. Ketimbang hanya dapat mereka-reka penyakitnya dengan ketakutan karena terapis tidak memberitahukan hal yang sebenarnya, ada baiknya bila pasien mengetahui sakit yang menimpa dirinya serta langkah medis yang harus ia tempuh - yang walaupun menyakitkan, namun bertujuan baik untuk si pasien. Inilah yang menjadi faktor penentu kesembuhan pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar